SIMULASI PEMODELAN - MODEL ANTRIAN
SIMULASI PEMODELAN
NAMA : MAULIDA NABILA AKBAR
NIM : 201731268
MODEL ANTRIAN
a.
Konsep Antrian
Antrian yang
sangat panjang dan terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan sangatlah
menjengkelkan. Rata – rata lamanya waktu menunggu (waiting time) sangat
tergantung kepada rata – rata tingkat kecepatan pelayanan (rate of services).
Teori tentang antrian diketemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang
insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada
tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas
telepon yang berhubungan dengan automatic dialing equipment, yaitu peralatan
penyambungan telepon secara otomatis. Dalam waktu – waktu yang sibuk operator
sangat kewalahan untuk melayani para penelepon secepatnya, sehingga para
penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama. Persoalan aslinya
Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang
operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung
kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang
terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of probabilities of
significance in Automatic Telephone
Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas
penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987). Menurut
Bronson (1996: 310), proses antrian merupakan proses yang berhubungan dengan
kedatangan customer pada suatu fasilitas pelayanan, menunggu panggilan
dalam baris antrian jika belum mendapatpelayanan dan akhirnya meninggalkan
fasilitas pelayanan setelah mendapat pelayanan. Proses ini dimulai saat customer
– customer yang memerlukan pelayanan mulai datang. Mereka berasal dari
suatu populasi yang disebut sebagai sumber input. Menurut Hillier dan Lieberman
(1980: 401), proses antrian adalah suatu proses yang berhubungan dengan
kedatangan customer ke suatu sistem antrian. kemudian menunggu dalam
antrian hingga pelayan memilih customer sesuai dengan disiplin
pelayanan, dan akhirnya customer meninggalkan sistem antrian setelah
selesai pelayanan. Sistem antrian adalah himpunan customer, pelayan, dan
suatu aturan yang mengatur kedatangan para customer dan pelayanannya.
Sistem antrian merupakan “ proses kelahiran – kematian “ dengan suatu populasi
yang terdiri atas para customer yang sedang menunggu pelayanan atau yang
sedang dilayani. Kelahiran terjadi jika seorang customer memasuki
fasilitas pelayanan, sedangkan kematian terjadi jika customer meninggalkan
fasilitas pelayanan. Keadaan sistem adalah jumlah customer dalam suatu fasilitas
pelayanan. Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis
tunggu dari nasabah (satuan) yangmemerlukan layanan dari satu atau lebih
pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, sistemantrian dapat diklasifikasikan
menjadi system yang berbeda – beda di mana teori antrian dansimulasi sering
diterapkan secara luas.
Antrian
(waiting linelqueue) adalah sebuah situasi yang umum-sebagai contoh, dapat
mengambil bentuk deretan mobil yang menunggu untuk diperbaiki pada Midas Muffler
Shop, pekerjaan fotokopi yang sedang menunggu untuk diselesaikan di took
percetakan Kinko, atau orang-orang yang sedang berlibur menunggu untuk
masuk ke wahana, Mr. Frogg’s Wild Ride di Disney.
Menurut Wospakrik (1996:302),
sistem antrian adalah himpunancustomer, server beserta aturan
yang mengatur antara kedatangan customer dan pelayanannya. Salah satu
komponen dari sistem antrian adalah pola kedatangan customer. Tipe
kedatangan ada dua macam, yaitu customer tiba dalam sistem antrian
secara individu pada satu waktu dan sekelompok customer yang datang
bersamaan pada satu waktu. Dalam masalah antrian biasa diasumsikan bahwa customer
tiba di suatu fasilitas layanan secara individu
b. Contoh penerapan model antrian
Beberapa contoh berikut ini menunjukkan
bahwa penggunaan sistem antrian sangat membantu dalam melancarkan pelayanan
kepada pelanggan atau konsumen seperti:
1.
Pelanggan menunggu pelayanan di depan
kasir.
2.
Mahasiswa menunggu untuk konsultasi
dengan dosen pembimbing.
3.
Mahasiswa menunggu untuk registrasi dan
pembayaran uang kuliah.
4.
Para penumpang kereta api menunggu
pelayanan loket penjualan karcis.
5.
Para pengendara kendaraan menunggu untuk
mendapatkan pelayanan pengisian BBM.
6.
Pelanggan menunggu pelayanan di KFC.
7.
Pesawat terbang menunggu pelayanan
menara pengawas untuk take-off maupun landing.
Beberapa contoh diatas, sebenarnya dapat
didesain lebih efisien dengan menggunakan teori antrian.
Gambar (1)
Gambar diatas menunjukkan struktur umum
dari model antrian yang memiliki dua komponen utama yaitu:
§ Garis tunggu atau sering disebut antrian (queue), dan
§ Fasilitas pelayanan (service facility).
Pelanggan atau konsumen menunggu untuk
mendapatkan jasa pelayanan. Setiap pelanggan menunggu giliran untuk memasuki
fasilitas pelayanan, menerima pelayanan, dan akhirnya keluar dari sistem
pelayanan.
Gambar (2)
Contoh yang tepat untuk menggambarkan
keadaan ini adalah pelayanan pengisian BBM di SPBU. Seandainya sebuah SPBU
memiliki 3 pompa dan 1 garis tunggu seperti gambar 2, dengan asumsi bahwa
setiap pelanggan yang datang lebih awal dilayanani lebih dulu (first come-first
out / FIFO).
Pemilihan bagaimana model sebuah sistem
antrian adalah sangat penting dalam mencapai keberhasilan aplikasi model
antrian. Dalam contoh SPBU pada gambar 2, mungkin kita akan mengatakan bahwa
akan lebih realistis apabila garis tunggu dilakukan untuk setiap pompa bensin.
Disamping itu untuk meningkatkan kapasitas pelayanan, mungkin lebih baik
menggunakan satu pompa untuk premium, satu pompa untuk pertamax dan satu pompa
untuk solar.
Langkah-langkah
dalam Analisa Antrian
Secara umum prosedur dalam mengerjakan teknik antrian adalah sebagai berikut :
Langkah
1.
Tentukan sistem antrian apa yang harus dipelajari
Langkah
2.
Tentukan model antrian yang cocok dalam menggambarkan sistem. Dalam kasus
pompa bensin paling sedikit ada tiga model yang dapat digunakan yaitu:
a. tiga pompa untuk premium dengan satu garis tunggu,
b. tiga pompa untuk premium dengan masing-masing memiliki satu garis tunggu,
c. satu pompa untuk premium, satu pompa untuk pertamax dan satu pompa untuk
solar yang masing-masing memiliki satu garis tunggu.
Langkah
3.
Gunakan formula matematik atau metode simulasi untuk menganalisa model antrian.
Sistem antrian memiliki beberapa
komponen seperti berikut:
1.
Populasi masukan (input population). Berapa banyak pelanggan potensial
yang dapat memasuki sistem antrian.
2.
Distribusi kedatangan. Menggambarkan
bagaimana distribusi pelanggan memasuki sistem. Para pelanggan mungkin datang
setiap lima menit (constant arrival distribution),
atau mungkin datang secara acak (arrival pattern random).
Dengan demikian terdapat dua pola kedatangan (arrival pattern)
yaitu: (1) menggambarkan tingkat kedatangan per unit waktu, atau (2) menggambarkan
jumlah kedatangan dalam periode waktu tertentu secara berturut-turut dalam
waktu yang berbeda.
3.
Disiplin pelayanan. Menggambarkan
pelanggan mana yang harus dilayani lebih dulu. Pedoman umum yang digunakan
dalam disiplin pelayanan adalah first come-first served (FCFS),
dan last come-first served. Disamping itu pelanggan mungkin
dilayani secara acak dan bahkan mungkin dilayani berdasarkan prioritas.
4.
Fasilitas pelayanan. Pengelompokan
fasilitas pelayanan menurut jumlah yang tersedia. Sistem single-channel
merupakan sistem yang terdiri dari satu saluran untuk memasuki sistem pelayanan
dengan satu fasilitas pelayanan. Atau menggunakan sistem multiple-channel yang
terdiri dari satu antrian dengan beberapa fasilitas pelayanan.
5.
Distribusi pelayanan. Dapat ditetapkan
berdasarkan salah satu dari dua cara berikut: (a) berapa banyak pelanggan yang
dapat dilayani per satuan waktu. Atau (b) Berapa lama pelanggan dapat dilayani.
Dalam kasus yang lain, suatu distribusi probabilitas mungkin digunakan untuk
menentukan rata-rata waktu pelayanan.
6.
Kapasitas sistem pelayanan.
Memaksimumkan jumlah pelanggan yang diperkenankan masuk dalam sistem. Kapasitas
sistem mungkin terbatas atau mungkin berlebih.
7.
Karakteristik sistem lainnya. Dalam
praktek sistem antrian mungkin pelanggan tidak akan memasuki sistem antrian
jika mengetahui sudah banyak pelanggan yang menunggu, dengan kata lain mungkin
pelanggan meninggalkan antrian.
Single
Channel Model (M/M/1)
Salah satu model paling sederhana adalah
model saluran tunggal (single-channel model) yang ditulis dengan notasi “sistem
M/M/1”. Komponen dari sistem ini adalah:
1.
Populasi input tak terbatas yaitu jumlah
kedatangan pelanggan potensial tak terbatas.
2.
Distribusi kedatangan pelanggan
potensial mengikuti distribusi Poisson. Rata-rata kedatangan pelanggan per
satuan waktu adalah variabel random suatu distribusi probabilitas Poisson.
Dalam notasi (M/M/1), tanda M pertama menunjukkan rata-rata kedatangan yang
mengikuti distribusi probabilitas Poisson. Sedangkan arti M kedua adalah
tingkat pelayanan yang mengikuti distribusi probabilitas Poisson. Angka satu
menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan dalam sistem atau satu
saluran (one channel).
saluran (one channel).
3.
Disiplin pelayanan mengikuti pedoman
FCFS.
4.
Fasilitas pelayanan terdiri dari saluran
tunggal.
5.
Distribusi pelayanan mengikuti
distribusi Poisson. Diasumsikan bahwa lamda lebih kecil dari miu (λ < μ)
yaitu rata-rata jumlah kedatangan pelanggan per satuan waktu lebih kecil dari
rata-rata jumlah pelanggan yang dapat dilayani per satuan waktu dalam sistem.
6.
Kapasitas sistem diasumsikan tak
terbatas.
7.
Tidak ada penolakan maupun pengingkaran.
Multiple
Channel Model (M/M/s)
Perbedaan dengan single channel model
terletak pada jumlah pelayanan. Fasilitas pelayanan yang dimiliki model (M/M/s)
lebih dari satu. Huruf (s) yang terdapat pada (M/M/s) menyatakan jumlah
fasilitas pelayanan.
Anggota Kelompok :
Teuku Rifki Dhulul Fata (201731317)
Maulida Nabila Akbar (201731268)
Destri (201731228)
Shelli Mailina (201731202)
Puspa Riri A (201731302)
Teuku Rifki Dhulul Fata (201731317)
Maulida Nabila Akbar (201731268)
Destri (201731228)
Shelli Mailina (201731202)
Puspa Riri A (201731302)
c.
Komentar
Posting Komentar